[tentang] Bersyukur

Saya nggak ngerti ketika tiba-tiba saya sudah sesenggukan sambil srat srot nggak jelas. Terfikir untuk kemudian tertawa lebar, tapi kok jadi ngerasanya aneh, alasannya apaaa :(, ada apa dengan cintaa...haisshh.. ada apa dengan saya?????


Hmm baca intronya aja uda ketauan kalo posting kali ini adalah [lagi2] posting curhatan *tepok jidat*. Hari ini suami berangkat buat ikutan conference di seberang pulau. Dan tiba-tiba email yang selama ini membuat bibir saya melebar menyempit, hidung saya kembang kempis, berubah membuat bibir saya merapat, hidung mampat dan mata saya sepat[dipas-pasin:p]. Yappari, saya mah nigate sama yang berbau2 struggling. Begitu nerima email itu saya langsung mlipir dan nggak ada keinginan sama sekali buat offense kek, ngeyel dikit kek sama pengirimnya. Dan dengan lebaynya saya [spontanious] ngirim sms ke suami tentang derita batin saya haaalllaahhh :p. Sesaat setelah sms saya kirim, saya baru sadar dan menyesal. Duhhh,,,kenapa saya malah nambahin pikiran suami. Padahal saya tahu, suami masih di ruang conference, belum lagi kembali ke hotel buat sekedar meluruskan punggung atau menyegarkan badan setelah seharian beraktifitas, belum lagi persiapan untuk presentasinya esok hari, siapa tau juga suami belum makan, duh betapa letihnya.

Saya nyesel, saya yang seharusnya bisa menjadi pengobat letihnya justru memperparahnya. Mana keteguhan dan kesabaran ummu sulaim yang dulu dengan percaya dirinya bakal mampu saya teladani ketika menjadi seorang istri....duhh,,,maluuuuu. Bahkan untuk hal sekecil email-yang-bukan-eksplisit-merupakan-penolakan-tapi-saya-menganggapnya-begitu saja saya udah "ngadu" ke suami yang kondisinya mungkin tidak lebih baik dari kondisi saya saat ini. Ya Allah, faghfirlii.....

Nggak lama, bee-chan [begitu saya jg manggil suami, hehe ambigu yaa ^^] nelfon dan dengan panjang lebar kali tinggi menenangkan saya, seketika keluar dari ruang confrence sambil berjalan menuju hotel yang ternyata lumayan jauh juga *benturin kepala ketembok :(*. ketenangannya, kedewasaanya, kesabarannya, kata-katanya, cintanya, ,duhhh gusti...semakin membuat tangisan saya mengeras, yang membuat nada cemas pada suaranya semakin menjelas. Saya telah lupa email yang memupuskan satu cita-cita saya, cita-cita kami. Berganti syukur, atas nikmat-nikmat lain yang seharusnya mampu membendung air mata saya. Suami yang subhanallah, nikmat kesehatan, keluarga yang utuh, nikmat bahwa Allah mencintai saya, mencintai kami dengan keinginanNYA untuk "melihat" kami terus bersimpuh, memohon dan berdoa kepadaNYA. Ya Allah maafkan saya,,,,,

rabbi auzini an askura nimatakal lati anamta alayya wa ala walidayya wa an amala salihan tardahu wa adhilni birahmatika fi ibadikas salihin.

Kesempatan itu bisa datang dan pergi, kenyataan itu bisa sesuai mimpi bisa justru menjauhi imaji, semuanya hanya masalah waktu, bagaimana kita mengambil ibrah dan bagaiman kita mensyukuri "rahasia" dibaliknya. Salam superrr :p

0 comments: