[tentang] Keutamaan 10 Hari [Pertama] Bulan Dzulhijjah

Dari Ibnu Abbas radiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Tidak ada hari-hari yang amal shaleh didalamnya lebih Allah cintai kecuali pada hari ini, yaitu: sepuluh hari bulan Dzulhijjah, mereka berkata: “Apakah jihad fisabilillah tidak lebih utama dari itu ?”, beliau bersabda: “Tidak juga jihad, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwanya dan hartanya dan tidak ada yang kembali satupun (Riwayat Bukhari)
Para ulama mengatakan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah diistimewakan karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama; seperti shalat, shaum, shadaqah dan haji, tidak ada waktu selainnya seperti itu. Secara umum semua bentuk ibadah dan ketaatan, masuk dalam katagori amal shaleh yang disebutkan dalam hadits di atas. Namun ada beberapa amalan yang memiliki perintah khusus pada hari-hari yang mulia ini, diantaranya;

1. Takbir, tahlil dan tahmid

Disunnahkan banyak membaca takbir, tahlil dan tahmid pada hari-hari ini, yaitu dengan membaca Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Wallahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.
Takbir pada hari-hari ini terbagi menjadi dua bagian;

a. Takbir Muthlaq,
artinya bebas, dibaca kapan saja dan dimana saja, termasuk di jalan-jalan dan di pasar-pasar. Waktunya dimulai sejak hari pertama bulan Dzulhijjah hingga imam mulai melakukan shalat Idul Adha, adapula yang mengatakan hingga akhir waktu Ashar tanggal 13 Dzulhijjah.
Rasululllah saw bersabda, "Tidak ada hari yang paling mulia di sisi Allah dan
paling Allah cintai amal saleh di dalamnya kecuali pada hari-hari
sepuluh ini, maka hendaklah kalian memperbanyak tahlil, takbir dan
tahmid."
(HR. Bukhari)
Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu'anhuma keluar ke pasar seraya bertakbir lalu orang-orang mengikutinya (HR. Bukhari).

b. Takbir Muqayyad,
artinya takbir yang terbatas, dilakukan setelah melaksanakan shalat fardhu berjamaah. Waktunya sejak waktu Fajar hari Arafah (tanggal sembilan Dzulhijjah, hinga waktu Ashar pada akhir hari tasyrik (tanggal 13 Dzulhijjah). Hal ini dinyatakan dalam riwayat shahih dari para shahabat, seperti Jabir, Ibnu Mas'ud, dll.

2. Puasa

Puasa Arafah, adalah puasa tanggal sembilan Dzulhijjah. Hukumnya sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji. Inilah yang yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam katakan.
"Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah menjadi penghapus (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR. Muslim).

Adapun bagi jamaah haji justeruyang dianjurkan adalah tidak berpuasa, karena saat itu mereka membutuhkan kekuatan fisik agar dapat berkonsentrasi ibadah, berdoa dan berzikir. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat melakukan wukuf tidak berpuasa.


Selain puasa Arafah tanggal sembilan, berpuasa sejak tanggal satu Dzulhijjah juga dibenarkan dengan niat bahwa itu adalah hari-hari yang amal saleh di dalamnya sangat Allah cintai, dan puasa merupakan amal saleh yang agung. Meskipun perlu dicatat, bahwa yang ada perintah khususnya adalah puasa Arafah, yaitu pada tanggal sembilan.

3. Berkurban

Berkurban adalah ibadah kepada Allah dengan menyembelih seekor kambing atau sepertujuh onta atau sapi pada hari Idul Adha dan tiga hari tasyrik (tgl 10-13 Dzulhijjah). Hukumnya sunnah mu'akkadah menurut jumhur ulama, bahkan sebagian ulama seperti Abu Hanifah dan salah satu pendapat Imam Ahmad menyatakan wajib. Ibadah kurban bukan kewajiban sekali seumur hidup, tetapi sunnah yang dianjurkan setiap tahun jika dirinya mampu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selama di Madinah, selalu berkurban setiap tahunnya.

Hewan yang disembelih disyaratkan hewan yang sehat, tidak memiliki cacat yang berat, serta memenuhi standar umur yang dibolehkan. Sapi minimal berumur dua tahun, kambing biasa minimal berumur setahun, dan domba minimal berumur setengah tahun. Namun yang paling utama adalah berkurban dengan hewan yang paling gemuk dan bersih dari cacat, serta jika kambing, dia bertanduk, sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkurban dengan hewan dengan ciri seperti itu. Urutan keutamaan hewan
yang dikurbankan adalah; Onta, lalu sapi, lalu kambing. Sedangkan kambing yang lebih utama adalah jenis domba.

[tentang] Patungan beberapa orang untuk membeli satu ekor kambing untuk kurban tidak ada syariatnya. Satu ekor kambing hanya berlaku untuk kurban satu orang, sedangkan satu ekor onta atau sapi dapat berlaku untuk tujuh orang. Sunnahnya adalah orang yang berkurban dia yang langsung menyembelih hewan kurbannya sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam langsung menyembelih hewan kurbannya (Muttafaq alaih), namun bisa juga hal tersebut diwakilkan. Lebih utama jika orang yang berkurban menyaksikan penyembelihannya.
Saat menyembelih diwajibkan membaca basmalah, lebih lengkap jika membaca Bismillah wallahu akbar, allahumma haadza minka wa laka (HR. Tirmizi).

Daging kurban boleh dimakan sebagiannya, dan sebagiannya diberikan kepada orang lain (QS. Al-Haj: 26-37) dan sebagiannya boleh disimpan (HR. Bukhri dan Muslim). Karena itu, salafushalih menganjurkan daging qurban dibagi menjadi tiga bagin, sepertiga untuk dimakan bersama-sama pada hari itu, sepertiga untuk dibagikan kepada orang lain, dan sepertiga lagi untuk disimpan.

Daging qurban tidak harus diberikan kepada fakir miskin, dapat juga diberikan kepada orang yang mampu, namun pemberian kepada fakir miskin akan lebih besar manfaatnya. Bahkan boleh juga memberi bagian hewan kurban untuk orang kafir selama dia tidak memusuhi kaum muslimin (Fatawa Syekh Ibnu Utsaimin, 2/663)

Tidak boleh ada bagian dari hewan kurban yang dijual, atau dijadikan upah bagi orang yang bekerja untuk proses pemotongan tersebut. Adapun jika bagian kurban tersebut telah diberikan kepada seseorang, kemudian orang yang menerimanya itu menjualnya, hal itu tidak apa-apa. Begitu juga sebagian ulama membolehkan, misalnya kulitnya, dijual dan hasil penjualannya disadaqahkan.

Jika sudah masuk tanggal satu Dzulhijjah, orang yang sudah niat melakukan kurban dilarang memotong rambut dan kukunya hingga kurban disembelih. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim, Nabi shallallahu alaih wa sallam bersada, "Jika telah masuk hari sepuluh (bulan Dzul Hijjah) dan salah seorang diantara kalian ingin berkorban, maka hendaklah dia tidak mencabut rambutnya dan (memotong) kukunya" (Riwayat Ahmad dan Muslim). Namun, jika hal itupun dia lakukan, cukup dia mohon ampun atas pelanggaran yang dia lakukan, tidak ada konsekwensi apa-apa, dan kurbannya tetap sah.

Menjadikan kurban untuk seseorang yang sudah wafat, umumnya dibolehkan para ulama dan pahalanya sampai insya Allah, karena kurban dianggap sebagai ibadah maaliyah (ibadah harta) yang umumnya dapat dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, seperti halnya sadaqah. Akan tetapi yang lebih dekat kepada petunjuk dan contoh perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa hal itu tidak dilakukan. Tidak ada riwayat, misalnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkurban untuk isterinya Khadijah yang sudah wafat, padahal beliau sangat mencintainya, atau kepada pamannya, Hamzah yang sangat beliau hormati. Yang beliau lakukan ketika menyembelih kurban adalah meniatkan untuk dirinya dan keluarganya.

Kalangan ulama dalam mazhab Hanafi, dan sebagian mazhab Hanbali, serta beberapa ulama lainnya membolehkan berkurban sekaligus dengan niat aqiqah. Karena tujuan keduanya adalah beribadah kepada Allah dengan menyembelih hewan. Namun jika seseorang sudah dewasa, dan ketika kecil orang tuanya belum melakukan aqiqah untuk dirinya, dia tidak perlu melakukan aqiqah untuk dirinya, cukup baginya berkurban saja.

Wallahua'lam... semoga
kita selalu mendapat taufiq dari Allah agar dapat memanfaatkan
waktu-waktu mulia dengan amal saleh dan kebaikan. Amin.

Akhukum, Abdullah Haidir. Riyadh , akhir Dzulqaidah 1430H.

lanjutin yuk...

[tentang] Bersyukur

Saya nggak ngerti ketika tiba-tiba saya sudah sesenggukan sambil srat srot nggak jelas. Terfikir untuk kemudian tertawa lebar, tapi kok jadi ngerasanya aneh, alasannya apaaa :(, ada apa dengan cintaa...haisshh.. ada apa dengan saya?????


Hmm baca intronya aja uda ketauan kalo posting kali ini adalah [lagi2] posting curhatan *tepok jidat*. Hari ini suami berangkat buat ikutan conference di seberang pulau. Dan tiba-tiba email yang selama ini membuat bibir saya melebar menyempit, hidung saya kembang kempis, berubah membuat bibir saya merapat, hidung mampat dan mata saya sepat[dipas-pasin:p]. Yappari, saya mah nigate sama yang berbau2 struggling. Begitu nerima email itu saya langsung mlipir dan nggak ada keinginan sama sekali buat offense kek, ngeyel dikit kek sama pengirimnya. Dan dengan lebaynya saya [spontanious] ngirim sms ke suami tentang derita batin saya haaalllaahhh :p. Sesaat setelah sms saya kirim, saya baru sadar dan menyesal. Duhhh,,,kenapa saya malah nambahin pikiran suami. Padahal saya tahu, suami masih di ruang conference, belum lagi kembali ke hotel buat sekedar meluruskan punggung atau menyegarkan badan setelah seharian beraktifitas, belum lagi persiapan untuk presentasinya esok hari, siapa tau juga suami belum makan, duh betapa letihnya.

Saya nyesel, saya yang seharusnya bisa menjadi pengobat letihnya justru memperparahnya. Mana keteguhan dan kesabaran ummu sulaim yang dulu dengan percaya dirinya bakal mampu saya teladani ketika menjadi seorang istri....duhh,,,maluuuuu. Bahkan untuk hal sekecil email-yang-bukan-eksplisit-merupakan-penolakan-tapi-saya-menganggapnya-begitu saja saya udah "ngadu" ke suami yang kondisinya mungkin tidak lebih baik dari kondisi saya saat ini. Ya Allah, faghfirlii.....

Nggak lama, bee-chan [begitu saya jg manggil suami, hehe ambigu yaa ^^] nelfon dan dengan panjang lebar kali tinggi menenangkan saya, seketika keluar dari ruang confrence sambil berjalan menuju hotel yang ternyata lumayan jauh juga *benturin kepala ketembok :(*. ketenangannya, kedewasaanya, kesabarannya, kata-katanya, cintanya, ,duhhh gusti...semakin membuat tangisan saya mengeras, yang membuat nada cemas pada suaranya semakin menjelas. Saya telah lupa email yang memupuskan satu cita-cita saya, cita-cita kami. Berganti syukur, atas nikmat-nikmat lain yang seharusnya mampu membendung air mata saya. Suami yang subhanallah, nikmat kesehatan, keluarga yang utuh, nikmat bahwa Allah mencintai saya, mencintai kami dengan keinginanNYA untuk "melihat" kami terus bersimpuh, memohon dan berdoa kepadaNYA. Ya Allah maafkan saya,,,,,

rabbi auzini an askura nimatakal lati anamta alayya wa ala walidayya wa an amala salihan tardahu wa adhilni birahmatika fi ibadikas salihin.

Kesempatan itu bisa datang dan pergi, kenyataan itu bisa sesuai mimpi bisa justru menjauhi imaji, semuanya hanya masalah waktu, bagaimana kita mengambil ibrah dan bagaiman kita mensyukuri "rahasia" dibaliknya. Salam superrr :p
lanjutin yuk...

[tentang] Mengunjungi Rumah Sakit di Jepang

Ketika untuk pertama kalinya saya [iseng] maen-maen ke rumah sakit, dengan kemampuan bahasa jepang yang memprihatinkan, dan kemampuan bahasa tubuh yang ke-pede-an^^.


Karena terdorong ribuan cinta suami[lebay.com] yang uda belain nggak ngampus ,cuma buat nemenin saya periksa ke rumah sakit, saya pun dengan mau nggak mau [tapi hati senang] melenggang ke rumah sakit [deket apa-to]. Huwaa, check kehamilan nih ceritanya,,,hadahh jangan girang dulu :p..check kesehatan kok. Jadi sebelum berangkat ke sini saya didiagnosa dokter kena Hyperthyroid dan disuplai obat untuk penyembuhannya. Sebenernya setiap bulan saya musti check darah buat tau kondisinya membaik, memburuk, atau tetap. Tetapi karena kondisinya begitu dateng ke sini, saya dan suami "ditempatkan" jauh dari kota maka saya pun [dengan gembira] menggunakannya sebagai alesan buat nggak check darah dulu.
Nah, sekarang saya nggak ada alesan lagi, selain ternyata muncul keluhan2 baru yang bikin badan saya juga kurang nyaman. Apalagi rasa bersalah kalo suami uda nggak ngampus cuma belain mau nganter ke rumah sakit, maka pergilah saya. Alhamdulillahnya rumah sakitnya deket sama rumah, sekitar 10 menit nyampailah kita di rumah sakit. Dan begitu masuk, kami langsung berpandangan dan tersenyum, memandangi segala macam huruf kanji yang betebaran tidak manusiawi^^.
Saya : "Mas, pernah kerumah sakit?"*sambil duduk dibangku tunggu dan jelalatan nyari tulisan yang kali kali readable^^*.
suami : "pernah, tapi jenguk temen aja". *senyum*
saya : *gubrakkk*.

Dan karena sama2 belum pernah tahu bagaimana proses periksa di rumah sakit, kamipun berdua khusuk memperhatikan sekitar. Didekat pintu masuk ada mesin seperti atm, yang bertuliskan masukkan kartu anda *ngarang^^*, yah karena nggak ada kartu apapun, maka saya pun [atas dorongan suami] berinisiatif ke meja resepsionis,
Saya : "Konnichiha, sumimasen, hajimete kitandesukedo, dou sureba ii deshouka". [selamat siang, maaf ini pertama kalinya saya datang kesini, baiknya gimana ya?]
Resepsionis : blukutuk blukutuk bla bla * yang artinya: oh silahkan isi form di meja sebelah kanan kemudian bawa kesini yaaa...* ^^.

Mari kita skip proses heboh pengisian form [yang isinya kanji semua] dan langsung menuju ke proses selanjutnya yang ternyata tetep heboh juga :D. Setelah diminta memberikan kartu asuransi kesehatan dll, akhirnya saya dapat kartu berikut, dan nomor tunggu, kemudian dipersilahkan nunggu didepan ruang 内科(naika), [penyakit dalam].

Ketika proses menunggu karena baru pertama kali, maka sang perawat nyodorin ke saya termometer yang tentu saja buat ngukur suhu badan^^, dan selembar form [yang masih tetep isinya kanji semua] buat diisi, yang didalamnya ada pertanyaan2 tentang kondisi badan kita, symphtoms yang kita rasa, penyakit yang kita derita, obat yang mungkin bikin kita alergi dll. Dan karena nggak bisa nulis kanji dengan polosnya saya nyerahin lagi form tadi dalam keadaan terisi, kolom suhu badannya saja :D. Dan subhanallah, para perawat cantik ini sangat ramah, karena kemudian ngebantuin saya ngisi form sesuai dengan apa yg saya sampaikan.

Di dalam, ketika melihat saya, pertama kali yang ditanyakan dokter adalah, "apakah anda berjenis manusia???" halaahh,, bukan. Sensei menanyakan "kamu bisa bahasa jepang??", dan dengan polos saya cuma meringis sambil memberikan syarat tangan membentuk simbol sedikit sambil bilang "chotto dake desu" [bisa sedikit], dan sang dokter pun mulai menarik nafas panjanggg^^. Selanjutnya mari kita skip lagi pembicaraan saya dan dokter , dan menutup lembar gelap betapa desperatenya dokter berbicara dengan saya, dan betapa innocentnya saya menanggapinya^^. Oh ya FYI, dokter di jepang jd disebut sensei. Dan hasilnya saya diminta untuk 採血検査(saiketsukensa)[check darah], sedang keluhan yang lain ternyata saya musti ke bagian 整形外科(seikeigeka)[orthopedic] buat checknya karena tidak berhubungan dengan penyakit dalam. Tapi karena bagian orthopedic cuma buka 午前(gozen)[morning, a.m], saya pun jadinya cuma check darah.

Saat check darah, hehe alatnya bagus,,ngga ada tuh suntikan yang jarum ditusuk trus disedot darahnya, jadi begitu jarum dimasukkan,,otomatis darahnya tertarik keluar, jadi gapake suntikan manual gitu , omoshirokatta^^[ndeso.com]. Sambil ngambil darah, 2 orang suster yang mendampingi ngajakin saya ngobrol juga,,,fuhh fuhfuuh *ngelap keringat^^*. Dari pembicaraan basi basi sampai akhirnya membicarakan tentang islam, karena subhanallah salah satu dari keduanya sangat mengerti tentang islam, maksudnya tentang bagaimana berpakaian wanita muslim, tentang sekarang kami sedang 断食(danjiki) [puasa] ramadhan, dan dengan pembicaraan kami, menambah pengetahuan beliau2 bahwa muslimah ternyata tidak hanya menutupi aurat dengan pakaian serba hitam dan menyeramkan[seperti yang mereka lihat di tv], tetapi bisa juga terlihat menarik dalam balutan warna2 lain. Saking interestnya 2 perawat ini sampai heboh sekali dan saya jadi tertahan agak lama di dalam, tapi alhamdulillah meskipun dengan bahasa jepang yang terbata2, saya sangat bersyukur atas sedikit kesempatan yang Allah berikan untuk membahas tentang islam bersama para pengambil darah saya ini :p.

Sampai diluar suami langsung nanya nggak ada apa2 kan kok heboh sekali sepertinya didalam, dan bersyukur juga karena kehebohan itu bukan kehebohan yang menghawatirkan[seperti yang biasa sang istri lakukan^^], tetapi insyaAllah kehebohan yang menggembirakan^^. Dan Kepergian kami ke rumah sakit hari ini ditutup dengan ucapan "odaijini" [semoga cepat sembuh] hehe ngarang,,ya begitulah, aminn.

Alhamdulillah misi ke rumah sakit hari ini accomplishdeshita^^.

lanjutin yuk...

[tentang] Bentou Pertama

Saya nggak bisa masak, nggak suka masak, dan nggak pedee banget buat masak. Tapi seiring pergantian status saya, maka attacking the kitchen bukan lagi hanya sebuah pilihan, tetapi keharusan.Bukan karena suami yang mengharuskan, tetapi hmm sepertinya jiwa keistrian saya mulai dominan kali yah,,,gubrakk^^.
Hari ini hari pertama suami masuk internship, semacam kerja praktek di suatu instansi gitu. Dan 弁当(bentou)[lunch box] pertama yang saya bikin buat suami adalah taraaaa...~. Hehe menunya simple sekali, cuma kalamari dan tumis brokoli, sama srundeng (b.jawa), bahasa indonesianya apaa yaaa^^. Tapi,, ah perhatikan dengan seksama,..itu tu.. ituuu,,, dalam menu bentou sederhana itu, saya menghadirkan hati saya disana ^^.
lanjutin yuk...

[tentang] Menjadi wanita super


Terlalu congkak kalau saya menyebut diri saya wanita, mau dibilang wanita gimana sih, orang pecicilannya masih minta ampun, browsingnya masih chick stuff, downloadna masih komik *geleng-geleng kepala*. Tapi paling nggak, jenis kelamin saya perempuan dan seiring waktu saya insyaallah bisa menjadi seorang wanita [sempurna?] bagi suami saya kelak, anak-anak saya dan tentunya keluarga saya *pletakkk* oiii bangun mimpinya ketinggian :D. Dan untuk itu saya perlu "amunisi", nah makanya saya kenyangin diri sama teori[dulu], sampai tiba waktu prakteknya...yoshhh ganbarimashou.

Seorang ibu rumah tangga kadang kesulitan untuk membagi waktu untuk mengurusi semua urusan rumah dan keluarganya. Apalagi perempuan yang memilih berkarir, kesulitan mereka untuk menyeimbangkan peranannya sebagai pekerja di kantor dengan perannya sebagai ibu rumah tangga, jadi berlipat ganda. Tapi itulah tantangan bagi perempuan karir sekaligus ibu rumah tangga. Mereka harus bisa membagi waktunya antara bekerja di luar rumah dengan keluarganya di rumah.

Kesulitan membagi waktu ini menjadi kerap menjadi keluhan utama para perempuan karir. Tapi sebenarnya, jika mereka jeli, kesulitan menyeimbangkan peran itu terkadang datang dari mereka sendiri yang tanpa disadari kadang telah banyak membuang waktu-waktu berharga mereka. Untuk menghindari hal tersebut, Anisa Abeytia, seorang perempuan karir, penulis lepas dan spesialis di bidang kesehatan intregratif asal Uni Emirat Arab ini memberikan tips-tips bagi para perempuan karir maupun ibu rumah tangga agar lebih efektif menggunakan waktunya sehingga bisa menyeimbangkan semua kewajiban yang harus dipenuhinya.

Tips yang diberikan Abeytia berdasarkan pengalamannya sebagai ibu yang bekerja di luar rumah, mengurus empat anak dan menerapkan program homeschooling buat anak-anaknya serta masih harus bolak-balik ke kampus untuk menyelesaikan studi masternya. Tak terbayangkan betapa sibuknya ia harus membagi waktu agar tidak ada yang terbengkalai. Nah, inilah kiat-kiat yang diberikannya untuk para ibu yang juga super sibuk;

Membuat perencanaan. Sebaiknya ketika akan melakukan sesuatu, kita membuat perencanaan yang matang. Meski kadang hasilnya masih meleset dari yang kita harapkan. Tapi dengan membuat perencanaan, setidaknya kita tahu apa yang kita inginkan, bagaimanan mencapainya dan apa yang penting buat kita.

Tidak melibatkan anak-anak dalam banyak kegiatan di luar rumah. Banyak orang yang menjejalkan anak-anaknya dengan segudang kegiatan yang akhirnya banyak menyita waktu sang ibu hanya untuk mengatarkan anak-anaknya dari satu tempat kegiatan ke tempat kegiatan lainnya. Orang tua boleh-boleh saja memberikan banyak kesempatan pada anak-anaknya untuk mempelajari apa saja. Tapi tidak perlu berlebihan karena banyak kegiatan akan membuat ibu dan anak sama-sama lelah, anak juga jadi belajar tidak konsisten dan tidak benar-benar menguasai satu bidang karena terlalu banyak yang dilakukannya.

Jangan terlalu banyak perabot di rumah. Benda-benda yang ada di rumah kita harus selalu dalam keadaan rapih dan bersih dan itu artinya, semakin banyak perabotan di rumah, makin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan dan merapikannya. Akan lebih baik jika perabot rumah tangga tidak terlalu banyak dan dipilih yang simpel saja, sehingga tidak buang-buang waktu ketika mengurusnya.

Menata rumah dengan benar . Kita kadang tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya sehingga ketika membutuhkan, butuh waktu lama untuk mencarinya. Disinilah pentingnya pengorganisasian, menempatkan benda-benda dalam rumah dengan benar dan seluruh anggota keluarga tahu kemana mereka harus mencari benda-benda yang dibutuhkannya termasuk masalah penggunaan telepon, internet dan televisi bisa menyebabkan banyak masalah jika penggunaannya tidak bijaksana.

Menetapkan tujuan yang realistis. Menentukan tujuan yang realistis memang bukan pekerjaan yang gampang. Tapi setiap tujuan harus sangat spesifik dan memberikan bimbingan pada kita tentang bagaimana, kapan dan berapa banyak atas kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan.

Menetapkan prioritas. Agar waktu tidak terbuang percuma, ada baiknya menentukan prioriotas apa yang penting buat kita dan mengapa sesuatu itu penting. Usahakan semua perencanaan per hari, per minggu atau perbulan dibuat dalam bentuk tertulis. Dengan mencatat semua rencana, tujuan, prioritas, waktu yang digunakan lebih efesien.

Pentingnya waktu untuk menyendiri. Setiap orang butuh saat-saat dimana ia bisa relax dan menyegarkan kembali pikirannya. Misalnya, membaca buku, mandi, berbagi makanan dengan teman-teman atau melakukan aktivitas yang sangat kita sukai. Jika tubuh dan pikiran tidak diberi kesempatan untuk relax, bisa menimbulkan resiko kelelahan dan sakit.

Allah Swt menyukai tindakan kecil yang kita lakukan tapi konsisten. Daripada banyak hal yang dikerjakan tapi tidak konsisten mengerjakannya secara rutin. Konsistensi membuat sebuah kegiatan menjadi lebih mudah dan efektif serta bisa menyentuh semua aspek kehidupan. Kita tidak perlu membuang-buang waktu, uang dan tenaga hanya untuk meraih tujuan-tujua kita jika konsisten dengan tindakan kita.

Kesimpulannya, kunci keberhasilan seorang perempuan berkarir atau ibu rumah tangga adalah mampu menyeimbangkan antara pekerjaannya dengan waktu untuk keluarganya. Untuk itu yang terpenting adalah selalu membuat perencanaan, tahu prioritas apa yang akan dilakukan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jika dibiasakan, ketiga unsur tadi akan menjadi sebuah sistem Anda dalam bekerja. Sehingga tidak perlu dipusingkan lagi dengan keluhan antara karir dan rumah tangga.

digondol dari : eramuslim


lanjutin yuk...