[tentang] Futur

Setelah banyak hari [akhir-akhir] ini saya rasakan menjadi diri yang sangat-sangat GJ alias ga jelas, yang berakibat pada [makin] seringnya melakukan hal-hal GP (ga penting :) maksa). Alhamdulillah hari ini sepertinya membaik, dalam artian saya siap dengan segala "perbaikan" yang sempet bisa-bisanya ga kepikir *duhh Robb...*.
Eniwe, "masa-masa sulit" saya itu, kemudian membuat saya berpikir [extra] keras, dan mendiagnosa symptoms-nya sebagai gejala [heran.. symptoms sama gejala itu sama bu] "futur". Nah..loh apalagi ini

,,, futur itu makanan kan ya *keplak yang nebak pake bantal*, itu cucur. oohh.. tau futur itu artinya masa depan pasti, *tepok jidat* itu future jendral... fufufu daripada saya mulai semakin me-lebay, langsung aja de kita "bedah" [haish bahasanya], apa sih futur yang [semoga sekarang uda ngga] notabene adalah "kata" yang hapenning banget dikalangan "aktivis dakwah". Eitss... kancigai sinai [jangan salah sangka], bukan kemudian trus kalangan pasifis *wehhe maksa sebutnya*, seperti kita trus ga penting buat tahu apa sih futur, huhu salah besar sodara..sure, akan sangat berbahaya kalo kita ga menyadari penyakit ini, dan semakin cepat menyadari, insyaallah akan semakin baik, preventive is better, definitely.


Definisi "futur"

Secara etimologi futur berarti diam setelah giat, atau keadaan dari bergerak kemudian menjadi diam, dan [bisa juga] lemah setelah semangat. Ketika membahas kisah Zainab ra. Yang meletakkan seutas tali untuk dapat digunakan sebagai tempat bergantung jika datang masa futurnya. Ibnu Hajar mengungkapkan arti futur dalam kalimat tersebut adalah : Rasa malas untuk berdiri melaksanakan shalat. Menurut Ibnu Al-Atsir, pengertian futur dalam hal ini adalah semua keadaan diam, menyedikitnya porsi beribadah dan mengurangnya semangat.


Secara Terminologis futur adalah sebuah kendala yang menimpa para aktivis dakwah [khususnya]. Efek terburuknya berupa, inqitha (terputusnya aktivitas) setelah istimrar (kontinu) dilaksanakan. Sedangkan efek minimalnya adalah timbulnya sikap acuh, berkembangnya rasa malas, berlambat-lambat dan santai, dimana sikap tersebut datang setelah sikap giat bergerak.


Thats why, saya bilang penting buat tahu mengenai futur, karena penyakit ini bener-bener bisa bikin semangat beribadah dan beramal baik kita jadi merosot, dan kalo meminjam kata-kata "temuan", karena iman itu adalah "fluktuatif", nah maka futur ini bisa dikatakan sebagai kondisi paling rendah iman yang dimiliki seseorang....walhasil kalo kondisi ini dibiarkan...[bisa-bisa] dia [iman] akan semakin merosot dan nauzubillah hilang dari diri kita tanpa kita sadari.


Futur sendiri bukan "penyakit baru" yang menyerang umat sekarang which means kita, tapi dari zaman rasulullah pun, ini penyakit sudah mewabah, karena bisa menyerang siapa saja. Mulai dari yang memiliki keimanan tinggi sampai [apalagi] rendah. [sebenarnya] ada Kisah yang paling sering diangkat dan menunjukkan tentang kondisi futur yang dikeluhkan oleh sahabat di masa rasulullah, yaitu kisah Hanzalah sahabat Rasulullah s.a.w. Suatu ketika, Hanzalah merasa dirinya telah menjadi munafiq. Apabila ditanya Abu Bakar bagaimana keadaanya, Hanzalah mengatakan ia telah menjadi munafiq. Diceritakan kepada sahabat Abu Bakar, saat berada bersama Rasulullah mereka diingatkan dengan syurga dan neraka sehingga dapat merasainya seolah2 dapat melihatnya secara langsung. Tapi, setelah berkumpul dengan anak isteri, ia langsung melupakannya. Begitu juga halnya dengan Abu Bakar. Lalu mereka berjumpa dengan Rasulullah dan mengadu kepada baginda.

Rasulullah bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, andaikata kalian selamanya bisa terus seperti ketika bersamaku, nescaya kalian akan disalami oleh para malaikat baik ditempat tidurmu mahupun dijalanmu. Akan tetapi wahai Hanzalah, kadang-kadang ingat dan kadang-kadang lupa. Baginda mengulanginya hingga tiga kali.tapi hikss saya lupa cerita tepatnya seperti apa begitu juga riwayatnya, tetapi [insyaallah] ketika itu sahabat "curhat" kepada rasulullah kalo ketika mereka bersama rasulullah, mereka merasakan iman mereka pada posisi yang sangat-sangat tinggi, tetapi ketika mereka kembali kepada keluarga mereka, mereka merasakan iman mereka kembali merendah.

Mendengar hal itu rasulullah tidak kemudian marah, tetapi beliau membenarkan bahwa begitulah sifat iman kita, dan wajar ketika bersama rasulullah iman itu akan naik.

Kemudian rasulullah bersabda, yang diriwayat Abdullah bin Amr bin Ash ra :

Fenomena futur sebenarnya masalah yang pasti hadir tanpa ada seorangpun yang dapat mengelak darinya. Sebagaimana tersirat dalam hadist Rasulullah SAW kepada Abdullah bin Amr bin Ash ra. :
”Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti fulan, sebelum ini ia rajin bangun pada malam hari (shalat tahajud), namun kemudian ia tinggalkan sama sekali.” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW pernah bersabda pada riwayat dari Abdullah bin Amr bin Ash ra :
”Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa lemahnya. Barangsiapa yang pada masa lemahnya ia tetap dalam sunnah (petunjuk) ku, maka dia telah beruntung. Namun barangsiapa yang beralih kepada selain itu, berarti ia telah celaka.” (Musnad Imam Ahmad)
Ibnu Qayyim berkata, ”Saat-saat futur bagi seseorang yang beramal adalah hal wajar yang harus terjadi. Seseorang masa futurnya lebih membawa ke arah muraqabah (pengawasan oleh Allah) dan pembenahan langkah, selama ia tidak keluar dari amal-amal fardhu dan tidak melaksanakan sesuatu yang diharamkan oleh Allah, diharapkan ketika pulih ia akan berada dalam kondisi yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sekalipun sebenarnya, aktivitasn ibadahnya yang disukai Allah adalah yang dilakukan secara rutin oleh seorang hamba tanpa terputus.” (Madarij As-Salikin)

Fenomena Futur

Kita sering mendapati seorang muslim yang berusaha memelihara diri dari kotoran najis, namun ia tidak memelihara diri dari kotoran ’ghibah’ dan dusta. Ada manusia yang banyak mengeluarkan sedekah, namun ia tidak peduli mempraktekkan transaksi riba.
Memfokuskan perhatian pada forum perdebatan akal dalam memerangi syubhat yang dihembuskan oleh kaum ateis dan para sekularis, kemudian sangat mengandalkan suatu predikat ilmiah saja diatas sikap semangat dan ikut bergerak dalam belantika dakwah. Artinya kehebatan intelektual tanpa didukung dengan gerak, amal dan jihad.
Berlebihan dan melewati batas dalam melakukan sesuatu yang mubah (dibolehkan). Firman Allah SWT : ”Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf : 31). Rasulullah SAW bersabda : ”Tidaklah seorang anak Adam mengisi suatu wadah yang buruk daripada perutnya.”
Terpuruk di bawah penguasaan setan lewat celah keragu-raguan yang dihembuskan kepada seseorang kemudian mengakibatkan menjadi berlambat-lambat. Rasulullah bersabda : ”Tidaklah suatu kaum suka memperlambat sampai Allah menjadikannya lambat.” (HR. Turmudzi)
Merasakan kekasaran dan kesesatan hati. Sampai keadaan dimana seseorang dapat merasakan bahwa dirinya telah turut menjadikan hatinya lalai disebabkan ruhaninya yang lemah. Jika keadaan tersebut terlalu lama, maka akan menjadi terbiasa dan tanpa disadari sampai hatinya mati. Matinya hati mengkibatkan punahnya pengaruh janji serta ancaman yang terdapat dalam ayat-ayat Al Qur’an. Hati menjadi tidak bergeming dengan nasihat dari kejadian realita yang dapat dijadikan ibrah (pelajaran).
Perasaan segan untuk melaksanakan perbuatan baik dan beribadah. Orang yang menderita futur secara jelas akan bersikap menyepelekan nilai dan praktek ibadah.
Tidak agresif dan pro-aktif dalam menjalani tugas-tugas yang diembankan kepada dirinya.


”Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa lemahnya. Barangsiapa yang pada masa lemahnya ia tetap dalam sunnah (petunjuk) ku, maka dia telah beruntung. Namun barangsiapa yang beralih kepada selain itu, berarti ia telah celaka.” (Musnad Imam Ahmad).

Hati, sifat dasarnya memang akan mudah berbolak balik. Hati, disitulah bersemayam segala niat. Pilihan kepada kebaikan dan kejahatan. Juga tempat beradanya iman. Hati, berbeda keadaannya saat bersama dengan orang-orang yang bersemangat memburu kebaikan dan disaat berada di kalangan orang yang biasa-biasa saja antara baik dan buruk.

Lingkungan,adalah faktor paling sering yang mempengaruhi turun naiknya iman. Teman-teman di sekeliling, keluarga dan keadaan sekitar yang cenderung pada kelalaian dan maksiat.

Dalam buku "Agar Akhirat Dekat di Hati", hasil karya Syeikh Mahmud Al-Misyri, ada kalimat berikut:

Ibnu Mas'ud berkata : Carilah hatimu pada 3 kesempatan, tatkala mendengar bacaan Quran, berada di majlis dzikir dan ketika bersendirian menghadap Allah. Jika kamu tidak mendapati hatimu pada 3 keadaan ini, bereari kamu harus memohon agar Allah menganugerahkan hati kepadamu, sebab sama saja engkau tidak punya hati.

Seperti telah sebelumnya kita singgung, bahwa kondisi kronis dari futur yang dibiarkan adalah mengerasnya hati, lever kah..bukannnn!!! *bekep yang bilang pake bantal*.
Jadi perlu kita ketahui, bahwa hati kita [bisa jadi] telah keras ketika kita tidak lagi khusyuk dan gentar mendengar bacaan ayat al-Quran, tidak lagi tenang ketika di majlis yang mengingatkan pada Allah, maunya buru2 pergi aja, dan hati menjadi tidak merasa sentiasa dalam pengawasan Allah. Jika kita merasa kita dalam taraf kondisi yang demikian, mari kita segera mencari penawar bagi hati yang telah keras ini, sebelum dia benar2 mati, nauzubillah. Penawar hati ini tidak dijual di toko obat apalagi pasar-pasar tradisional, karena faktor yang sangat dominan adalah lingkungan, maka cobalah ber"pihak" pada lingkungan yang bisa "menyembuhkan" dan bukan makin membuatnya mengeras, kalau memang lingkungan demikian sulit kita temukan, maka disinilah ada solusi yang insyaallah ampuh bin mujarab, yaitu dengan tarbiyah dzatiyah. Nah tarbiyah dzatiyah ini apa lagi? Insyaallah kita bahas di laen post y...paling enggak kita uda bisa aware mengenai gejala2 futur dan dampak2nya dalam menggerogoti iman kita.

Nabi s.a.w bersabda : "sesungguhnya iman itu akan usang di dalam hati salah seorang dari kalian sebagaimana usangnya kain, oleh sebab itu maka mintalah kepada Allah agar memperbaharui iman yang ada dalam hati kalian."

Wallahualam bisshowab,,,

0 comments: